“Momentum yang tepat, maka harus dimaknai dengan sesuatu yang tepat pula,” bilangnya di hadapan unsur Forkopimda Kota Medan, tokoh lintas agama, Camat se-Kota Medan serta ketua FKUB kabupaten/kota se-Indonesia.Bobby Nasution selanjutnya menuturkan, jika selama ini Kota Medan juga disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Oleh karenanya untuk menggambarkan keragaman yang ada, paparnya, setiap Jum’at, ASN di lingkungan Pemko Medan diwajibkan mengenakan pakaian adat dari 12 etnis yang ada di Kota Medan.
“Medan ini kota terbesar ketiga dan banyak yang bilang sebagai miniaturnya Indonesia. Maka itu, kami tetapkan para ASN untuk mengenakan pakaian adat dari 12 etnis yang mewarnai Kota Medan setiap Hari Jum’at. Bahkan, kita minta untuk membelinya langsung kepada pelaku UMKM,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Bobby Nasution yang menetapakan lima program prioritas di masa kepemimpinannya sebagai orang nomor satu di Pemko Medan itu, mengajak semua pihak, terutama warga Kota Medan untuk senantiasa menjaga kerukunan meski hidup dalam bingkai perbedaan.
“Menjunjung tinggi toleransi dan menjaga kerukunan antar sesama adalah tugas kita semua. Ingat, perbedaan bukan ancaman, tapi keberagaman yang harus mendatangkan kebaikan dan keberkahan,” harapnya.-(Sr)
Komentar